Demi Bitcoin Treasury, Trump Media Kumpulkan Dana Rp38 Triliun
时间:2025-06-03 03:15:12 出处:百科阅读(143)
Trump Media & Technology Group mengumumkan keberhasilannya menghimpun dana sebesar US$2,4 miliar atau sekitar Rp38 triliun untuk mendanai treasury aset kripto, terutama Bitcoin.
Dalam keterangannya, perusahaan menyebut bahwa dana tersebut dikumpulkan melalui penerbitan saham biasa dan obligasi konversi senior yang dijamin. Sekitar 50 investor institusi berpartisipasi dalam penawaran tersebut, yang menghasilkan US$2,32 miliar.
Baca Juga: AS Merugi, Uni Eropa Diuntungkan Ketidakpastian Status Tarif Trump
“Dana ini akan digunakan untuk membentuk treasury berbasis Bitcoin, serta untuk kebutuhan umum korporasi dan modal kerja,” tulis Trump Media, dilansir Sabtu (31/5).
Adapun Chairman Trump Media, Devin Nunes menambahkan bahwa pendanaan ini memberi perusahaan keleluasaan finansial untuk menjalankan strategi jangka panjangnya.
“Trump Media berfokus pada akuisisi aset-aset unggulan, dan kesepakatan ini memberikan kami kebebasan finansial untuk menjalankan strategi kami sepenuhnya,” ujar Nunes.
“Dengan ini, perusahaan akan memiliki lebih dari US$3 miliar dalam bentuk aset likuid, dan para pemegang saham akan mendapatkan eksposur langsung terhadap Bitcoin," tambahnya.
Baca Juga: Rezim Trump Ngotot, Keputusan Pengadilan Tak Akan Hentikan Negosiasi Tarif AS
Langkah ini menandai ambisi besar Trump Media untuk memperluas jejaknya dalam dunia teknologi dan keuangan digital, sekaligus menunjukkan tren meningkatnya minat institusi terhadap aset kripto sebagai bagian dari strategi keuangan korporasi.
上一篇: Istri dan Keluarga Panji Gumilang Segera Dipanggil Bareskrim: Dalami Penyelidikan TPPU Al Zaytun
猜你喜欢
- 俄罗斯艺术留学美术学院推荐及申请流程
- Mau Hadirkan Layanan Baru, Kraken Mungkinkan Investor Beli Saham Tiap Hari Meski Bursa Tutup
- 博洛尼亚美术学院排名如何?
- 高考结束出国留学有哪些途径?
- Melania Tampil dengan Gaya 'Incognito' di Pelantikan Donald Trump
- Viral Pup di Hanteo Music Awards, Ini 7 Makanan yang Merangsang BAB
- 美国动漫专业排名院校TOP6
- 全世界美院排名前三的院校详解
- Gedung Putih Sebut Pekan Ini Bisa Jadi Penentu Kelanjutan Perang Dagang China