Daftar Isi
Pilihan pengharum ruangan kini semakin beragam mulai dari reed diffuser hingga lilin aromaterapi. Lantas, lebih baik pakai yang mana? Pemilik dan pendiri jenama Euodia Home Albertus Setyapranata, mengatakan meski sama-sama mengharumkan ruangan, keduanya berbeda. "Reed diffuser itu aromanya samar-samar, kalau candle itu lebih kuat karena ada pemanasan sehingga minyaknya keluar," kata Albert dalam temu media bersama Tokopedia di Tokopedia Tower, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Reed diffuser cocok untuk yang ingin low maintenance tapi tetap ada wangi samar, jadi background," imbuhnya. Sementara itu, lilin aromaterapi hanya akan memunculkan wangi saat dibakar. Albert merekomendasikan lilin dinyalakan untuk 'boost' aroma wangi di dalam ruangan terutama di momen-momen tertentu. Anda bisa menyalakan lilin aromaterapi saat ada tamu, butuh fokus saat membaca buku, atau butuh ketenangan selama meditasi. Penggunaan yang tepat
Dibanding lilin aromaterapi, reed diffuser memang banyak digunakan karena tak memerlukan perawatan berarti. Lilin harus dimatikan saat sudah tidak digunakan dan dijauhkan dari benda yang mudah terbakar. Albert berkata penguapan reed diffuser paling cepat terjadi saat awal kemasan dibuka. Dia pun memberikan tips penggunaan reed diffuser agar lebih awet dan ruangan wangi lebih lama. 1. Pasang reeds sesuai kebutuhanDi awal, dia menyarankan untuk memasang 3-5 buah reeds. Jika dirasa aromanya kurang, reeds bisa ditambahkan. 2. Letakkan dekat pintu masukBiasanya reed diffuser diletakkan di tengah ruangan. Namun Anda juga bisa meletakkannya di dekat pintu masuk agar orang yang masuk ke ruangan dapat langsung menangkap aroma ruangan. 3. Bolak-balik reedsSepanjang penggunaan, aroma reeds mulai menurun sebab kandungan minyak atsiri mulai berkurang. Dari sini, mulai muncul base notes atau aroma dasar. "Kalau itu terjadi, bolak-balik reeds agar minyak tetap bisa keluar," kata Albert. (els/pua) |