会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Presiden Toyota: EV Bukan Kendaraan Paling Ramah Lingkungan!

Presiden Toyota: EV Bukan Kendaraan Paling Ramah Lingkungan

时间:2025-06-16 16:51:24 来源:quickq加速器安卓版下载 作者:热点 阅读:969次
Warta Ekonomi,quickq下载官网 Jakarta -

Presiden Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda, menilai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) belum tentu lebih raham lingkungan jika dibandingkan dengan mobil Hybrid dari sisi total emisi yang dikeluarkan.

Dia mengatakan, 9 juta unit EV menghasilkan emisi setara dengan 27 juta mobil hybrid. Artinya, satu mobil listrik menyumbang emisi tiga kali lipat dibanding satu mobil hybrid. 

Presiden Toyota: EV Bukan Kendaraan Paling Ramah Lingkungan

Presiden Toyota: EV Bukan Kendaraan Paling Ramah Lingkungan

“Kami telah menjual 27 juta mobil hybrid, dan dampaknya terhadap emisi global sama seperti 9 juta EV,” ujar Toypda dikutip Automotive News, Senin (16/6/2025).

Presiden Toyota: EV Bukan Kendaraan Paling Ramah Lingkungan

Baca Juga: Ini yang Bikin Kelas Menengah Atas Ogah Beralih ke Mobil Listrik

Presiden Toyota: EV Bukan Kendaraan Paling Ramah Lingkungan

Sebagaimana diketahui, dalam menghadapi era mobil listrik perusahaan tetap berpegang pada strategi multi-pathway, yakni menyediakan beragam jenis kendaraan ramah lingkungan, termasuk hybrid, kendaraan berbahan bakar hidrogen, hingga mobil konvensional dengan efisiensi tinggi.

Salah satu alasan utama sikap hati-hati Toyota adalah jejak karbon dari proses produksi EV, terutama baterainya. Bahan baku seperti litium, kobalt, dan nikel harus ditambang dan diproses dengan metode yang intensif energi dan merusak lingkungan. 

“Sebelum EV dijalankan di jalan raya, ia sudah menanggung ‘utang karbon’ yang besar,” kata Toyoda, merujuk pada istilah yang digunakan untuk menggambarkan emisi tersembunyi dari proses produksi kendaraan listrik," ujarnya.

Baca Juga: Begini Cara China Buka Pemerataan Kendaraan NEV di Wilayah Pedesaan

Toyoda juga menyoroti bahwa pengisian daya EV masih bergantung pada sumber energi fosil, terutama di negara seperti Jepang yang masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga termal berbahan batu bara.

“Jika kami memproduksi 9 juta EV di Jepang, justru akan menaikkan emisi karbon nasional,” tambahnya.

Pernyataan ini kembali memantik perdebatan tentang arah transisi energi di sektor otomotif. Sementara banyak produsen berlomba-lomba mengembangkan EV sebagai solusi utama, Toyota memilih pendekatan yang lebih beragam dan mempertimbangkan faktor lingkungan secara menyeluruh dari hulu ke hilir.

(责任编辑:时尚)

相关内容
  • Petugas Bandara Soetta Berhasil Gagalkan Penyelundupan Sabu
  • 2025年德国建筑大学排名
  • Baru Dilantik, Ini Tugas Berat dari Sri Mulyani untuk Dirjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai!
  • 2025年城市规划专业世界排名
  • PBNU Konsisten Lanjutkan Warisan Pemikiran Gusdur Lewat Konferensi Internasional Humanitarian Islam
  • 2025年城市规划专业世界排名
  • 2025数字媒体研究生英国大学排名榜
  • BNSP Dorong Tenaga Kerja Kantongi Sertifikasi Kompetensi
推荐内容
  • Usai Diperiksa KPK, Yasona Laoly Ditanyai Saat Jadi Menkumham dan Ketua DPP PDIP
  • Rasio Wirausaha RI Rendah, Kemendag Desak Mahasiswa Jadi Pencipta Lapangan Kerja
  • Gak Jadi Ngantor ke IKN, Jokowi Pilih Nonton Indonesia vs Australia di GBK Malam Ini
  • 2025风景园林专业全球大学排名
  • Anies Batal Diusung di Pilgub Jakarta, Kata Djarot PDI
  • Pelaku Industri Girang Jika PPN Kripto Dihapus, Tapi Minta PPH Cukup 0,1%