Asia Tenggara & Asia Selatan, Destinasi Investasi Menjanjikan di 2024
Ketika dunia masih bergulat dengan ketidakpastian ekonomi, kawasan Asia Selatan dan Tenggara justru menunjukkan potensi sebagai pusat investasi yang semakin menarik.
Negara-negara seperti India, Indonesia, dan Malaysia kini menjadi perhatian utama investor global, dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi terkendali, serta pasar saham yang terus berkembang.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, wilayah ini menawarkan peluang emas bagi mereka yang ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan di pasar berkembang.
Firma layanan finansial, Morgan Stanley bahkan memprediksi bahwa India akan menjadi fokus utama investor pada 2024, berkat pertumbuhan laba per saham yang jauh melampaui pasar negara berkembang lainnya. Hal ini terbukti ketika indeks Nifty 50 dan BSE Sensex mencatat rekor tertinggi pada Agustus 2024.
Berdasarkan data resmi terkait Nifty 50, sektor dengan bobot terbesar dalam indeks tetap Layanan Finansial dengan 32,76%, disusul oleh Teknologi Informasi dengan 13,76%. Dari sudut pandang YTD, Total Keuntungan Bersih Indeks telah mencapai 15,44%.
Jika dilihat dari bobotnya, beberapa saham paling berpengaruh dalam indeks tersebut, yakni HDFC Bank Ltd., Reliance Industries Ltd., dan ICICI Bank Ltd. Di sisi lain, Indeks Pasar Saham BSE SENSEX naik 9.470 poin atau 13,11% sejak awal 2024.
Dengan sektor keuangan dan teknologi yang memimpin, pertumbuhan ekonomi India diperkirakan akan terus berlanjut. Hal ini didukung oleh kenaikan GDP sebesar 7,8% pada kuartal pertama 2024 yang secara signifikan melampaui perkiraan ekspansi sebesar 6,7%.
Inflasi yang menurun signifikan juga menjadi salah satu faktor yang menambah optimisme pasar. Diketahui inflasi India menurun drastis, dari 5,08% pada Juni menjadi 3,54% pada Juli, menandai penurunan yang lebih besar dari perkiraan.
Pemangkasan suku bunga oleh bank sentral di berbagai negara juga dipandang sebagai katalis yang dapat memperkuat aliran investasi ke India. Dalam lanskap global, suku bunga rendah ini dapat mendukung perekonomian pasar berkembang, karena investor internasional dapat memperoleh pinjaman dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah, dan menginvestasikan dana ini di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Indonesia, Menjanjikan Stabilitas
Sementara itu, Indonesia juga menerima prospek positif pada awal 2024 dan menunjukkan stabilitas perekonomian yang kuat. Dengan pertumbuhan GDP sebesar 5,1% pada kuartal pertama 2024, ekonomi Indonesia terus menunjukkan kestabilan yang kuat, meski inflasi sedikit meningkat menjadi 2,8% pada Mei lalu. Salah satu faktor kunci adalah kebijakan makro ekonomi yang tepat dari pemerintah Indonesia, yang menarik perhatian investor global.
Suku bunga bank sentral berada pada 6,25%, sedangkan suku bunga Fasilitas Deposito (DF) sebesar 5,50%. Dalam laporan terpisah oleh IMF, diklaim bahwa jika Bank Indonesia memangkas suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan, kemungkinan pertumbuhan lebih lanjut dapat meningkat.
Kemudian di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (JKSE) mencatat kenaikan lebih dari 5% sepanjang 2024, dengan sektor finansial (35,7%) dan bahan baku (16,2%) menjadi yang terbesar dalam indeksi ini.
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Central Asia menjadi saham yang paling berpengaruh dalam indeks ini, mencerminkan stabilitas sektor perbankan di Indonesia. Pun demikian dengan perusahaan-perusahaan seperti Amman Mineral Internasional Tbk dan Chandra Asri Petrochemical Tbk memimpin daftar indeks di sektor bahan baku.
Malaysia, Potensi di Tengah Siklus Teknologi Global
Malaysia tidak ketinggalan dalam memanfaatkan peluang global, terutama di tengah permintaan yang meningkat untuk semikonduktor.
Dengan GDP yang tumbuh 5,9% pada kuartal kedua 2024, membaik secara substansial dari laju 4,2% pada kuartal sebelumnya. Hal ini menunjukkan pemulihan ekonomi Malaysia semakin kuat, yang juga didorong oleh ekspor barang dan jasa yang naik pesat menjadi 8,4% dibanding 5,2% di Q1 2024.
Di sisi lain, meski laju inflasi utama meningkat menjadi 1,9% pada Q2 dibandingkan dengan 1,7% pada Q1 2024, namun secara keseluruhan laju inflasi tersebut masih tetap rendah.
Pun demikian Bank Negara Malaysia (BNM) yang tetap mempertahankan suku bunga acuan pada 3,00%, memberikan stabilitas bagi sektor keuangan. Dengan begitu di masa mendatang diharapkan ekspor akan makin terangkat oleh siklus teknologi global, mengingat posisi Malaysia dalam rantai pasokan semikonduktor.
Pasar saham Malaysia juga menunjukkan tren positif, dengan Indeks Komposit Kuala Lumpur (KLCI) meningkat sebesar 15,6% pada 2024. Saham-saham utama seperti Public Bank BHD dan Malayan Banking mencerminkan kekuatan sektor keuangan negara tersebut, termasuk Tenaga Nasional dari sektor Utilitas juga patut diperhatikan.
Menurut Kar Yong Ang, analis broker Octa, bisa dikatakan Asia Selatan dan Tenggara diproyeksikan akan terus menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan prediksi pertumbuhan GDP mencapai 6,1% pada 2025. Namun, investor perlu waspada terhadap risiko yang dapat mempengaruhi kawasan ini, termasuk ketegangan geopolitik dan potensi gangguan perdagangan global.
"Meningkatnya ketegangan geopolitik seperti konflik Gaza-Israel atau bahkan perang Rusia di Ukraina dapat menyebabkan lonjakan harga komoditas dan merugikan perdagangan. Akibatnya, skenario ini dapat melambungkan biaya pengiriman dan meningkatkan waktu transportasi," ucapnya.
"Juga tampak jelas bahwa peluang terjadinya perang dagang yang makin mendalam di antara negara-negara besar seperti AS, Tiongkok, dan Uni Eropa dapat berdampak besar pada perdagangan global serta berdampak buruk pada perekonomian negara-negara Asia Tenggara," tambahnya.
Disclaimer: Trading melibatkan risiko dan mungkin tidak cocok untuk semua kalangan investor. Gunakan keahlian Anda dengan bijak serta evaluasi semua risiko terkait sebelum mengambil keputusan investasi.
(adv/adv)-
Dicatat dalam Sejarah, Bima Arya Penjarakan Habib Rizieq!Istri Pilot Sukses Daratkan Pesawat Usai Suami Kolaps Saat PenerbanganSambut Halloween, Serangan 'Zombie' Hebohkan Penumpang ShinkansenApa Itu Polytrauma Liam Payne, yang Disebut Penyebabnya MeninggalImbas Pembangunan JPO, Halte Velbak Transjakarta Ditutup SementaraSupermal Karawaci Siapkan Langkah Hukum Terhadap Investment Opportunities V Pte LimitedPrabowo: Indonesia Bangsa Terhormat, Bukan Bangsa KacungGP Ansor Laporkan Faizal Assegaf Gegara Tuding Ketum PBNU 'Pembenci Habib', Polisi: Dilidik KrimsusSuharso Monoarfa Diminta Mundur dari Menteri PPN, Buntut Dicopot dari Ketum PPP4 Siswa SMK Di Cilincing Jadi Tersangka Usai Aniaya Junior, 2 Buron
下一篇:Tawuran Pecah Di Manggarai, Polisi Tembakan Gas Air Mata
- ·Ditreskrimsus Polda Metro Selama 4 Pekan Akan Sisir Jakarta, Bukan Nangkap Penjahat, Tapi Bagi
- ·Terungkap, Suami yang Viral Pukul Istri di Depok Residivis Kasus Narkoba
- ·Tiket Formula E Jakarta Belum Dijual, Wagub DKI Langsung Ungkap Hal Ini
- ·Sindir Yang Tak Setuju Makan Siang Gratis, Prabowo: Kebangetan, Sebaiknya Belajar Lagi!
- ·Mengenal Eldest Daughter Syndrome, Beban untuk si Sulung Perempuan
- ·Kaya Khasiat, Apa Manfaat Daun Kelor untuk Ibu Hamil?
- ·Anies Baswedan Soroti Nasib Jurnalis, Janji Diskusi dengan PWI dan Dewan Pers
- ·Kaca Pintu Hotel Sumi Pecah hingga Tanaman Hias Berserakan Buntut Amukan Massa Ojol di Taman Sari
- ·Ngeri! Truk Tronton Mendadak Jalan Mundur Di Lebak Bulus, Pedagang Bakpao Hingga Angkot Jadi Korban
- ·Apa Itu Polytrauma Liam Payne, yang Disebut Penyebabnya Meninggal
- ·Kapasitas Penonton Formula E Turun Jadi Hanya 10 Ribu, Eh Wagub DKI Riza Patria Ungkap Hal Ini
- ·Praha Bakal Larang Kegiatan di Bar Larut Malam, Turis Tak Bisa Pesta
- ·Jokowi Sudah Kasih Restu ke Mahfud
- ·FOTO: Miniatur Ka'bah di Atas Mall Jakarta
- ·Kebakaran di Tebet, Api Berkobar dari Warteg Diduga Gegara Tabung Gas Bocor
- ·IUD Bikin Cepat Hamil saat Dilepas, Benarkah?
- ·Mengenal Eldest Daughter Syndrome, Beban untuk si Sulung Perempuan
- ·KPU Ungkap Bakal Ada Pemantau Asing Pada Pemilu 2024 Mendatang
- ·Anies Janji Bentuk Kementerian Kebudayaan Jika Menang Pilpres 2024
- ·Sindir Yang Tak Setuju Makan Siang Gratis, Prabowo: Kebangetan, Sebaiknya Belajar Lagi!
- ·Kalau Mau Total Buka Data Polisi Nakal, KontraS Minta Kapolri Contoh Sistem Pengadilan Negeri
- ·Polda Jateng Bongkar Penipuan Arisan Online Beromzet Rp4 Miliar
- ·Warga Antusias Lihat Gerhana Bulan Total Lewat Teleskop di TIM, Antrean Mengular
- ·Anies Baswedan Soroti Nasib Jurnalis, Janji Diskusi dengan PWI dan Dewan Pers
- ·Asta Cita Jadi Kompas Baru Kebangkitan Nasional, Meutya Hafid Soroti Transformasi di Era Prabowo
- ·SYL Kembali Diperiksa Ditkrimsus PMJ, Berikut Ini Pertanyaannya
- ·Makin Panas, Ini Dia Babak Baru Perseteruan Hotman vs Hotma
- ·Lihat Antusiasme Masyarakat, Anies: Kami Optimis Banyak yang Ingin Perubahan
- ·Kapasitas Penonton Formula E Turun Jadi Hanya 10 Ribu, Eh Wagub DKI Riza Patria Ungkap Hal Ini
- ·Nyaris 1 Kwintal Sabu Kiriman Fredy Pratama dari Thailand Diamankan Satgas Anti Narkoba Polri
- ·Terpopuler: Kombes Agus Nurpatria Dipecat dari Polri, Anies Diperiksa KPK 11 Jam
- ·Novel Bamukmin Minta Ferdinand Hutahaean Dibikin Nasibnya Seperti M Kece
- ·Legislator PDIP Pertanyakan Laporan Keuangan Formula E ke Jakpro: Untung atau Tidak?
- ·IndonesiAnies Deklarasi Capres: Pekik Presiden Membahana, Relawan Berebut buat Swafoto Bareng Anies
- ·Timah Properti Tawarkan Gaya Hidup Green Living Lewat Klaster Alexandrite
- ·Viral Istilah 'Silent Majority' Usai Hasil Quick Count, Apa Artinya?